3 Sumber Dana Hizbullah Lebanon

Naomi Angelina Panjaitan, Jurnalis
Minggu 20 Oktober 2024 09:47 WIB
Kelompok Hizbullah. (Foto: Reuters)
Share :

Sebelumnya, Departemen Keuangan AS pernah memberikan sanksi terhadap AQAH pada tahun 2007. Dalam pengumuman sanksi lebih lanjut terhadap karyawan AQAH pada tahun 2021, mereka menyebutkan bahwa lembaga tersebut telah mengumpulkan sekitar setengah miliar dolar.

Dalam laporan berbahasa Arab tanggal 30 September 2024, MTV Lebanon mengatakan bahwa serangan udara Israel telah menargetkan pusat penyimpanan uang Hizbullah, termasuk sebagian besar brankas AQAH, sehingga meninggalkan kelompok tersebut dalam krisis keuangan.

Hilal Khashan, profesor ilmu politik di Universitas Amerika di Beirut, mengatakan dalam wawancara telepon pada hari Rabu bahwa Israel telah menghancurkan sebagian besar cabang AQAH dalam serangan udara tersebut.

"Hizbullah menghadapi masalah keuangan yang sangat serius. Mereka tidak dapat membayar anggota yang telah melarikan diri dari rumah dan perlu memberi makan keluarga mereka," kata Khashan.

Pengumuman Departemen Keuangan pada tahun 2021 tentang sanksi terhadap enam karyawan AQAH menyebutkan bahwa mereka telah menggunakan rekening pribadi di bank-bank Lebanon yang berlisensi untuk mentransfer lebih dari USD 500 juta ke dan dari AQAH selama dekade sebelumnya. Mereka menyebutkan bahwa aktivitas tersebut memberi AQAH akses ke sistem keuangan internasional melalui rekening pribadi karyawan di bank-bank Lebanon.

  1. Bank Komersial di Lebanon

Hizbullah juga mendapatkan dana dari bank-bank komersial di Lebanon yang berlisensi, meskipun banyak di antaranya berada dalam kondisi bangkrut.

Pengumuman Departemen Keuangan pada tahun 2021 tentang sanksi terhadap enam karyawan AQAH menyebutkan bahwa mereka telah menggunakan rekening pribadi di bank-bank Lebanon yang berlisensi untuk mentransfer lebih dari USD500 juta ke dan dari AQAH selama dekade sebelumnya, sehingga memberikan AQAH akses ke sistem keuangan internasional.

David Asher, mantan pejabat Pertahanan dan Departemen Luar Negeri AS, mengatakan bahwa kelompok tersebut mengalami masalah besar karena kehilangan akses ke sistem perbankan Lebanon.

"Saya mendengar dari bankir Lebanon, termasuk yang mendanai Hizbullah, bahwa banker terkaya Lebanon yang mampu terbang telah melarikan diri ke Eropa dan Teluk, karena takut menjadi target berikutnya oleh Israel karena membantu Hizbullah," kata Asher. Dia menyatakan bahwa dia berhubungan dengan sumber-sumber yang berbasis di Lebanon yang telah direkrut oleh AS selama bertahun-tahun untuk memberikan informasi tentang Hizbullah.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya