"Para bankir Lebanon ini, kebanyakan dari mereka milyarder, melihat bahwa angin berhembus melawan Hizbullah, jadi mereka tidak akan membiarkan Hizbullah menarik jutaan dolar dari bank mereka, yang masih memiliki uang meskipun secara hukum terlihat bangkrut," kata Asher. "Mereka tahu bahwa jika mereka melakukannya, Israel kemungkinan akan mengeliminasi mereka juga," tambahnya.
Sumber pendanaan Hizbullah lainnya adalah pengiriman uang dengan pesawat dari Iran, yang biasanya dilakukan melalui penerbangan ke bandara Beirut.
Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan pada 27 September 2024 bahwa pesawat tempur Israel mulai mengawasi ruang udara di bandara Beirut. Mereka tidak akan membiarkan pesawat yang dianggap bermusuhan dan membawa senjata mendarat di bandara tersebut. Namun, dia tidak membahas soal pengiriman uang yang mungkin juga terjadi pada penerbangan yang dianggap bermusuhan itu.
Keesokan harinya, Kementerian Transportasi Lebanon memberitahu media Lebanon dan Barat bahwa mereka telah memerintahkan pesawat Iran yang menuju Beirut untuk menjauh dari ruang udara Lebanon. Kementerian tersebut mengaitkan langkah tersebut dengan peringatan Israel kepada menara pengontrol lalu lintas udara Beirut bahwa Israel akan menggunakan kekuatan jika pesawat tersebut mendarat di sana.
"Saya mendengar dari rekan-rekan Israel saya bahwa Iran takut mengirim uang ke Lebanon sekarang karena Israel mengancam akan menargetkan penerbangan ke Beirut. Israel memperingatkan bahwa mereka akan menargetkan penerbangan yang membawa uang, bukan hanya senjata," kata Asher.
Khashan juga mengatakan bahwa kurangnya pendapatan Hizbullah tidak mungkin menghentikan ribuan anggotanya untuk melawan pasukan Israel dalam waktu dekat. "Melanjutkan pertempuran lebih tergantung pada ketersediaan makanan dan amunisi," katanya. "Ketika perjuangan Anda dimotivasi oleh semangat agama, Anda memiliki masalah yang lebih mendasar untuk diperhatikan selain ketersediaan uang," tambahnya.
(Rahman Asmardika)