Banjir Sepaku dan Sampang, 100 Kepala Keluarga Terdampak

Ari Sandita Murti, Jurnalis
Jum'at 30 Mei 2025 02:11 WIB
Banjir Sepaku dan Sampang, 100 Kepala Keluarga Terdampak (Foto : Istimewa)
Share :

JAKARTA - Banjir melanda sejumlah titik wilayah di Indonesia, seperti Sepaku, Kalimantan Timur dan Sampang, Provinsi Jawa Timur kemarin. Akibatnya, 100 Kepala Keluarga (KK) pun terdampak, yang mana saat ini banjir telah surut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 03.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita di Kecamatan Sepaku mengakibatkan daerah aliran sungai meluap dan menggenangi rumah warga yang berada pada area rendah dan sekitar bantaran sungai dengan tinggi muka air berkisar 30-40 cm. 

Satu lokasi terdampak di Kecamatan Sepaku, Kelurahan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.

"Tercatat 25 Kepala Keluarga (KK)/70 jiwa, serta 25 unit rumah terdampak akibat kejadian bencana ini. Tim BPBD Penajam Paser Utara berkoordinasi dengan unsur terkait untuk melakukan pemantauan. Kondisi terkini di wilayah terdampak pada Rabu, 28 Mei 2025 kemarin banjir berangsur surut," ujarnya melalui keterangannya, Kamis (29/5/2025).

Menurutnya, banjir juga terjadi di Kabupaten Sampang, Provinsi Jawa Timur dipicu air laut pasang menyebabkan banjir rob meluap ke jalan dan merendam pemukiman warga pada Rabu, 28 Mei kemarin pukul 10.00 WIB. Lokasi terdampak berada di Kecamatan Sampang, Kelurahan  Banyuanyar.

"Sebanyak 75 Kepala Keluarga (KK) dan 75 unit rumah terdampak dan masih dalam pendataan. BPBD Kabupaten Sampang bersama tim gabungan melakukan asesmen serta pendistribusian bantuan logistik ke warga terdampak. Kondisi terkini pada Rabu, 28 Mei banjir rob berangsur surut serta kondisi cuaca terpantau cerah berawan," tuturnya.

Dia menerangkan, banjir Rob lainnya juga terjadi di Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat dipicu naiknya permukaan air laut. Air meluap ke area lahan perikanan, tambak ikan dan udang milik warga, yang mana lokasi terdampak di Kecamatan Bolo, Woha dan Palibelo.

"Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini. Kerugian Materiil di antaranya 31 ha tambak, satu akses jalan, tambak ikan bandeng siap panen terbawa Banjir. Situasi terkini pada Rabu, 28 Mei air berangsur surut dan warga melakukan perbaikan tambak yang rusak," ujarnya.

 

Dia mengungkap, tak hanya bencana hidrometeorologi basah, kejadian kebakaran hutan dan lahan terjadi di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu pada Minggu, 25 Mei 2025 lalu pukul 17.00 WIB. Masyarakat desa melihat adanya titik api pada lahan sawit, api cepat membesar dipicu cuaca yang cukup panas dan angin yang cukup kencang serta lokasi kejadian merupakan kebun sawit dan lahan gambut sehingga api cepat merambat di beberapa areal lahan.

"Penyebab pasti sumber api masih proses penanganan oleh penegak hukum. Lokasi terdampak di Kecamatan XIV Koto, Desa Rawa Mulya. Tidak ada korban jiwa dari kejadian ini. Kerugian Materiil tercatat 15 - 20 ha lahan kebun sawit terdampak," katanya.

Dia menambahkan, kondisi terkini pada Rabu, 28 Mei 2025 titik api masih terlihat, proses pemadaman api masih terus dilakukan. Sumber air telah tersedia di beberapa titik yang dianggap penting, dengan dibuatkan sumur air yang digali menggunakan ekskavator dengan kedalaman 2-2,5 meter dan upaya melokalisir antara lahan yang sudah terbakar dan lahan yang belum terbakar dengan membuat penggalian drainase untuk mencegah meluasnya area kebakaran. 

"BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi dengan membersihkan saluran drainase secara berkala, memelihara kebersihan daerah aliran sungai, membuat tanggul atau tempat penampungan air sementara, mempersiapkan tas siaga bencana serta rencana kedaruratan mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas RT/RW, desa atau kecamatan," katanya.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya