JAKARTA – Pakar telematika Roy Suryo menilai kehadiran Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dalam acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak memiliki makna khusus. Ia menyebut Jokowi hadir lebih sebagai pejabat negara daripada sebagai alumni.
"Hal tersebut tidak berarti apa-apa, toh dia datang masih laksana pejabat, bukan alumnus. Bajunya pun berbeda," kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
Roy juga menyoroti bahwa Jokowi hanya menghadiri acara di tingkat fakultas, bukan dalam rangkaian utama reuni yang digelar di Wanagama seperti alumni lainnya.
"Beliau hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya di Wanagama seperti yang lain-lainnya," ujar Roy.
Lebih lanjut, Roy mempertanyakan sikap Jokowi yang dinilainya masih berusaha meyakinkan publik terkait keabsahan skripsinya.
"Dia berusaha keras meyakinkan bahwa diuji oleh dosen penguji skripsi, Ir. T. Burhanudin dan Ir. Sofian Warsito, dengan pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro di depan rekan-rekannya sendiri. Buat apa? Itu malah terkesan aneh," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali angkat bicara mengenai polemik ijazahnya yang masih menjadi sorotan sejumlah pihak.
Pernyataan itu disampaikan saat ia menghadiri reuni ke-45 angkatan Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
Dalam sambutannya, Jokowi mencurahkan perasaannya soal perjalanan panjang menghadapi tudingan ijazah palsu yang terus menyeret namanya.
"Semuanya saya lihat tampak senang, tapi jangan senang dulu, soalnya ijazah saya masih diragukan," ujar Jokowi yang disambut tawa para alumni.
Menurutnya, meskipun seluruh proses akademik telah dinyatakan sah oleh pihak UGM, isu tersebut kini masih berproses di ranah hukum.
"Sekarang keputusan soal ijazah saya—asli atau tidak—ada di pengadilan. Kalau keputusannya menyatakan asli, Bapak-Ibu boleh senang-senang. Tapi kalau tidak, yang 88 (alumni) juga bisa kena," kata Jokowi.
(Awaludin)