“Hubungan antara rakyat dengan pemerintah itu adalah ta’awun, tolong-menolong. Pemerintah menolong rakyatnya dengan kebijakan-kebijakan yang bermanfaat, dan rakyat menolong pemerintah dengan doanya dan kesabarannya,” ujar Gus Miftah.
Ia juga menegaskan bahwa kritik yang membangun harus dilandasi rasa cinta, bukan nyinyiran di media sosial.
“Nasihat itu datang dari orang yang mencintai kepada orang yang dicintai. Kalau saya salah, jangan nyinyir di medsos. Datang langsung ke pondok, itu baru namanya nasihat,” tegasnya.
(Fetra Hariandja)