JAKARTA - Tim SAR Gabungan kembali menemukan empat korban tewas akibat tanah longsor di Desa Sibalanga, Kecamatan Adian Koting, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Empat korban ditemukan dalam operasi SAR.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan, Hery Marantika mengungkapkan identitas keempat korban. Yaitu Nita (23), Nurhayanti Nat (24), Yolanda (23) dan Erna (45).
"Empat korban berhasil ditemukan dalam rentang waktu pencarian mulai pagi hingga sore hari," ujar Hery dalam keterangannya dikutip, Rabu (3/12/2025).
Hery menjelaskan, setiap korban yang ditemukan langsung dievakuasi ke titik aman dan langsung menjalani proses identifikasi.
Dia melanjutkan, saat ini di lokasi kejadian material longsor masih sangat tebal dan menghambat operasi SAR. Belum lagi, wilayah tersebut juga masih berpotensi mengalami longsor susulan.
"Namun semangat personel tidak pernah surut. Berkat sinergi Tim SAR Gabungan, hari ini kita kembali menemukan empat korban. Semua telah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak terkait untuk proses lebih lanjut," tutur dia.
Adapun Tim SAR Gabungan juga memperluas sektor pencarian dengan membagi tim ke beberapa zona. Hal ini dilakukan untuk mencari korban-korban lain yang dilaporkan hilang.
"Seluruh unsur SAR akan kembali melanjutkan pencarian dengan memperluas area penyisiran. Kami berkomitmen untuk menemukan seluruh korban yang masih dinyatakan hilang dengan tetap mengutamakan keselamatan personel," tutup Hery.
Sekadar informasi, bencana longsor terjadi pada Kamis, (27/11) sore setelah hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Adian Koting selama beberapa hari berturut-turut. Tekstur tanah yang labil serta kemiringan lereng yang curam menyebabkan material berupa tanah, batu, dan pohon besar meluncur deras dan menimbun beberapa rumah warga di Desa Sibalanga.
Sejak menerima informasi kejadian tersebut, Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan langsung memberangkatkan satu tim rescue menuju lokasi dan bergabung dengan unsur SAR lainnya meliputi TNI-Polri, BPBD, Pemkab Tapanuli Utara, perangkat desa, relawan, serta masyarakat sekitar.
Operasi SAR dilakukan dengan perpaduan teknik manual dan penggunaan alat berat jenis excavator dengan pengawasan ketat demi menghindari pergeseran material yang berpotensi membahayakan korban maupun personel.
(Fahmi Firdaus )