JAKARTA - Paus Leo mengecam kondisi warga Palestina di Gaza dalam khotbah Natalnya pada Kamis (25/12/2025). Ini menjadi seruan yang keras dalam kebaktian yang biasanya khidmat dan spiritual pada hari di mana umat Kristen di seluruh dunia merayakan kelahiran Yesus.
Leo, paus pertama dari Amerika Serikat (AS), mengatakan kisah kelahiran Yesus di kandang menunjukkan bahwa Tuhan telah “mendirikan kemah-Nya yang rapuh” di antara orang-orang di dunia.
“Lalu, bagaimana mungkin kita tidak memikirkan tenda-tenda di Gaza, yang terpapar hujan, angin, dan dingin selama berminggu-minggu?” tanyanya, sebagaimana dilansir Reuters.
Leo, yang merayakan Natal pertamanya setelah terpilih pada Mei oleh para kardinal dunia untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, memiliki gaya yang lebih tenang dan diplomatis daripada pendahulunya, dan biasanya menahan diri untuk tidak membuat referensi politik dalam khotbahnya.
Namun, Paus Leo juga telah beberapa kali menyesalkan kondisi warga Palestina di Gaza baru-baru ini dan mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa satu-satunya solusi dalam konflik puluhan tahun antara Israel dan rakyat Palestina harus mencakup negara Palestina.
Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata pada Oktober setelah dua tahun pemboman dan operasi militer yang intens, tetapi lembaga-lembaga kemanusiaan mengatakan masih terlalu sedikit bantuan yang masuk ke Gaza, di mana hampir seluruh penduduknya kehilangan tempat tinggal.
Dalam kebaktian pada Kamis dengan ribuan orang di Basilika Santo Petrus, Leo juga menyesalkan kondisi para tunawisma di seluruh dunia serta kehancuran yang disebabkan oleh perang yang mengguncang dunia.
“Rapuhlah tubuh penduduk yang tak berdaya, yang telah diuji oleh begitu banyak perang, yang sedang berlangsung atau telah berakhir, meninggalkan puing-puing dan luka terbuka,” kata Paus.
“Rapuhlah pikiran dan kehidupan kaum muda yang dipaksa mengangkat senjata, yang di garis depan merasakan kesia-siaan dari apa yang diminta dari mereka dan kebohongan yang memenuhi pidato-pidato sombong dari mereka yang mengirim mereka ke kematian,” katanya.
Pada hari yang sama, Paus Leo akan menyampaikan pesan dan berkat “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia) yang biasanya membahas konflik global, dan disampaikan oleh seorang Paus dua kali setahun.
(Rahman Asmardika)