Menurutnya, selain menuntut ilmu, kepergian murid-muridnya tersebut sekaligus untuk menenangkan jiwa. Alasannya, di negeri ini tidak tenang dan sering terjadi kekacauan . Dia mencontohkan baku tembak antara polisi dengan TNI.
“Saya sampaikan, negeri ini sudah sangat bebas. Komunis saja hidup, kafir bebas dimana-mana sehingga jika mereka ingin keluar negeri, saya persilakan,” tandasnya.
Terkait penangkapan oleh Densus 88 di Jakarta, Ustad Muhammad Basri mengaku sudah mendapat pemberitahuan. Kendati demikian, belum ada informasi resmi termasuk dari pihak yang berwajib. “Ada bilang sama saya mereka ditangkap. Tapi saya belum dapat infonya,” ujarnya menutup perbincangan.
Selama wawancara tersebut berlangsung, sejumlah murid Pondok Pesantren Madrasah Tahfizul Quran sibuk mengawal dan mendokumentasikan perbincangan dengan kamera dan video ponsel.(sna)
(Stefanus Yugo Hindarto)