JAKARTA - Pernyataan Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang menyebut prajurit TNI yang tidak disiplin sama saja dengan Banser menuai kecaman. Pernyataan Moeldoko menggambarkan kedangkalan pemahamannya dalam sejarah pergerakan masa kemerdekaan Indonesia.
"Pernyataan Panglima TNI Moeldoko yang mengatakan TNI yang tidak disiplin sama dengan Banser merupakan pernyataan yang tak patut muncul dari Panglima TNI. Itu sama saja, Banser sama dengan organisasi yang tidak disiplin. Sangat disayangkan pernyataan tak terpuji itu muncul dari Panglima TNI," ujar anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Khatibul Umam Wiranu dalam siaran persnya yang diterima Okezone, Rabu (31/12/2014).
Khatibul menegaskan, Moeldoko menunjukkan ketidakpahaman sejarah pergerakan masa kemerdekaan Indonesia. Sumbangsih Ansor atau yang dulu di era kemerdekaan dikenal dengan Ansoru Nahdlatul Oelama (ANO) tidak bisa dibantah oleh siapapun.
Bahkan, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) selalu bersinergi dengan TNI dalam masa-masa penting sejarah republik Indonesia. Sumbangsih Banser tidaklah kecil dalam mengawal NKRI.
"Banser ikut berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang, sementara apakah Moeldoko yang menghina Banser itu pernah berjuang memanggul senjata melawan penjajah?" tegasnya.
Politikus Partai Demokrat ini menambahkan, Panglima TNI harusnya menampilkan diri sebagai panglima tentara rakyat untuk membangun sinergi dengan berbagai elemen bangsa. Bukan malah melemparkan pernyataan yang menunjukkan tentara yang elitis dan menjauh dari rakyat.
"Kami meminta Panglima TNI untuk mengklarifikasi, mencabut pernyataan dan meminta maaf secara terbuka terkait pernyataannya yang menyakitkan keluarga besar Ansor atau Banser itu," ujar mantan Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.

Diketahui saat melakukan inspeksi mendadak dan memberikan pengarahan kepada prajurit TNI 752/Vira Yudha Sakti, Sorong, Papua Barat, Senin 29 Desember 2014, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengeluarkan pernyataan, kalau prajurit TNI tidak disiplin maka sama saja dengan Banser, bahkan sangat membahayakan karena prajurit TNI dilengkapi senjata.
(Misbahol Munir)