Sebelum masuk TKR ( Tentara Keamanan Rakyat) Jawatan Udara (sekarang TNI AU) di bawah pimpinan Soerjadi Soerjadarma, Nurtanio sudah menggeluti dunia kedirgantaraan dengan mengikuti perkumpulan Junior Aero Club.
Adapun saat bergabung dengan TKR Udara (kemudian AURI – Angkatan Udara Republik Indonesia), Nurtanio bersama Prof. Ir. Rooseno dan Wiweko Soepono, dia diberi jabatan Kepala Bagian Rencana dan Penerangan.
Nurtanio juga ikut merintis sejumlah alutsista macam Pesawat Glider NWG-1 (Nurtanio-Wiweko Glider), Glider “Sikumbang”, serta Pesawat PZL-104 Wilga dari Polandia yang kemudian dinamai “Gelatik” oleh Presiden RI pertama, Soekarno.
Pesawat Glider Sikumbang (Foto: Wikipedia)
Dengan dana pinjaman USD1,5 juta dari pemerintah Polandia, Nurtanio dkk mendirikan LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Penerbangan), cikal bakal Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia), pada 23 Agustus 1976.