“Letnan tersebut menyuruh kami agar tetap tinggal di wilayah Ukraina Timur untuk bertempur. Saya sendiri tidak berani menolak perintahnya, namun saya juga tahu bahwa ada dua prajurit yang menolak perintah tersebut,” lanjutnya.
Negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat (AS) sebenarnya selalu menyatakan tuduhannya terhadap Rusia soal keterlibatan pasukan keamanannya dalam membantu kelompok separatis yang berkonflik dengan pasukan Ukraina di wilayah perbatasan.
Kendati demikian, Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berulang kali menyangkal tuduhan tersebut. Putin mengatakan, tidak pernah mengirim pasukan militer apapun untuk membantu kelompok separatis di wilayah Ukraina Timur.
Sebagaimana diberitakan, konflik berkepanjangan di Ukraina Timur telah menelan korban jiwa lebih dari 6.000 orang dalam kurun waktu satu tahun. Fakta itu dikemukakan oleh Komisi Tinggi PBB untuk HAM.
Sejak April 2014, setidaknya sebanyak 6.116 orang dari kalangan militer maupun warga sipil telah terbunuh akibat konflik antara kelompok separatis pro-Rusia dengan pasukan Ukraina.
(Hendra Mujiraharja)