PIHAK sekutu yang sebagian besar berkomposisi pasukan Inggris, mulai meninggalkan Jawa Timur pada medio 1946. Belanda kemudian mengambil alih pengawasan dari sekutu. Sementara pembersihan mereka gulirkan di sepanjang wilayah Jatim sejak mengambil alih, Pulau Madura belum juga bisa mereka “sentuh”.
Pulau garam ini memang tak punya sumber daya melimpah seperti di berbagai daerah Pulau Jawa lainnya. Tapi buat Belanda, penguasaan Pulau Madura tetap penting artinya, terutama untuk pengawasan rute pelayaran kapal-kapal mereka dari Jawa ke Bali.
Untuk menguasai pulau dengan luas 5.168 km persegi ini dalam genggaman, Belanda melakukan sejumlah upaya gangguan, hingga invasi pendaratan ke pantai barat Madura pada awal Juli 69 tahun lampau. Kala itu terjadi perlawanan sengit para kombatan Madura yang tak banyak diketahui khalayak yang terutama awam akan sejarah revolusi.
Sebagaimana dikutip dari ‘Kronik Revolusi Indonesia I’, rongrongan Belanda diawali dengan pengeboman pesawat Belanda terhadap sebuah kapal milik republik, “Kangean” di Selat Madura, 4 Juli 1946.