Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kepala BMKG: El Nino, Siapa Takut?

Advertorial , Jurnalis-Kamis, 20 Agustus 2015 |12:59 WIB
Kepala BMKG: <i>El Nino</i>, Siapa Takut?
A
A
A

Sehingga kekeringan tidak berkepanjangan, meski El Nino akan menunda kedatangan awal musim hujan, tetapi awal musim hujan dapat dipastikan kehadirannya. Hal ini, selain meyakinkan bahwa kekeringan tidak berkepanjangan juga dapat mendorong perencanaan tanam dan pencarian alternatif antisipasi secara lebih terkelola.

Kelima, peristiwa El Nino sejak 1930-an menunjukkan juga kemunculan La Nina. Sebuah fenomena alam kebalikan El Nino. Dan, bagi Indonesia, berarti hujan berlebihan. Perulangan tersebut, menunjukkan pula bahwa El Nino terjadi dalam jangka pendek (4 – 5 bulan), sementara La Nina berjangka lebih panjang (12 bulan).

Jika demikian, maka saat El Nino tiba, juga menjadi papan start untuk membenahi drainase, saluran, kanal banjir dan juga penyiapan embung-embung atau sumur resapan manakala nanti “limpahan air” akan tiba. Tandon air yang berlimpah, dapat digunakan untuk menghadapi kemarau berikutnya.

“Saat Nabi Nuh menerima perintah untuk membangun kapal, dibutuhkan waktu lebih dari dua tahun bagi “alam” sebelum masuk pada pola hujan yang berlebihan. Kekeringan yang dimimpikan oleh teman sepenjara Nabi Yusuf, mengindikasikan kekeringan terjadi tujuh tahun ke depan. Jangan-jangan memang begitulah alam mengajar kita untuk menata-kelolakan perencanaan menghadapi fenomena alam melalui siklus yang berulang. Oleh karenanya, El Nino tidak usah membuat terkejut. Apalagi kecut. Antisipasi dan kesiagaan mendorong agar kita tidak kalut. Untuk itu, El Nino datang, siapa takut!,” tutup Andi.

(Randy Wirayudha)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement