Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Operatie Kraai: Detik-Detik Agresi Militer Belanda II

Randy Wirayudha , Jurnalis-Sabtu, 19 Desember 2015 |08:01 WIB
<i>Operatie Kraai</i>: Detik-Detik Agresi Militer Belanda II
Ilustrasi AMB II. (Foto: Randy Wirayudha/Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Berulang kali Republik Indonesia yang masih “bayi” pada enam dekade lalu, diusik agresi bersenjata Belanda yang tak rela melihat bekas koloninya yang dulu bernama Hindia-Belanda itu memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945.

Belanda pun melancarkan dua agresi. Yang pertama terjadi pada Juli 1947 dan yang lebih dahsyat, terjadi hari ini 67 tahun silam atau 19 Desember 1948 yang dikenal dengan Agresi Militer Belanda II atau “Clash II”.

Yogyakarta yang saat itu merupakan ibu kota republik, jadi sasaran utama. Secara mendadak, Belanda melancarkan serangan dan dalam sehari, ibu kota republik sudah di tangan pasukan agresor pimpinan Letjen Simon Hendrik Spoor, Panglima KNIL (Koninklijke Nederlands Indisch Leger) atau Pasukan Kerajaan Hindia-Belanda.

Oleh pihak Indonesia, serangan mendadak oleh Belanda yang dinamai “Operatie Kraai” atau Operasi Gagak itu disebut tindakan pengecut, lantaran Belanda menyerang dengan tidak lebih dulu menyatakan perang.

Pun begitu, detik-detik serangan itu sedianya sudah bisa diduga sebelumnya. Akan tetapi, peringatan dari perwakilan delegasi Indonesia dalam Komite Tiga Negara (KTN) di Batavia (kini Jakarta), tak bisa diteruskan lantaran komunikasi telah diputus oleh intel Belanda.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement