Sementara di Lanud Andir jelang serangan, Spoor menggelar briefieng singkat kepada para pasukan KST pimpinan Kolonel Van Beek.
“Kalian terpilih untuk de laatste actie. Diterjunkan di Maguwo sebelum fajar, kemudian membebaskan Yogya dari tangan ekstremis serta menangkap Soekarno bersama pengikutnya. Saya menaruh kepercayaan. Semoga Tuhan melindungi,” seru Spoor dalam buku ‘Doorstoot naar Djokja’.
Serangan udara pada pukul 05.15 pun mengawali Operatie Kraai. Pesawat Pembom B-25 Mitchell memuntahkan sejumlah bom yang segera disusul tembakan senapan mesin lima pesawat pemburu P-51 “Mustang”, serta sembilan pesawat P-40L “Kittyhawks”.
Pukul 06.45 perlawanan minim dari pasukan dan kadet Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dengan mudah dilumpuhkan. Tak berapa lama, pasukan KST pun terjun. Singkat kata, Yogyakarta sudah bisa dikuasai pada tengah hari dengan ditangkapnya Soekarno.
Sementara, Wakil Agung Mahkota, Louis Beel, baru menyatakan Belanda tak terikat lagi dengan Perjanjian Renville, lewat Radio Batavia pada pukul 08.00 pagi atau tiga jam 45 menit setelah serangan pertama Belanda dilancarkan ke Maguwo. Adapun berita ini tersebar ke dunia internasional lewat All India Radio di New Delhi, Minggu malam, 19 Desember 1949.
(Silviana Dharma)