LONDON – Perdana Menteri Inggris David Cameron terseret dalam dokumen skandal Panama Papers. Nama mendiang ayahnya, Ian Cameron, tercatat membangun perusahaan investitasi di Bahama demi menghindari pajak Inggris selama 30 tahun.
Akibatnya, muncul tudingan dan pertanyaan seputar kekayaan keluarga Cameron. Partai Buruh sebagai oposisi pemerintahan pun meminta diadakan investigasi terkait bocoran dokumen tersebut. Tidak tahan, pria 49 tahun itu menjawab tudingan rivalnya itu terkait harta keluarganya.
“Saya tidak memiliki saham, kredit offshore, dana offshore, atau semacam itu,” jawab Cameron, dilansir Channel News Asia, Rabu (6/4/2016). Suksesor Gordon Brown itu menambahkan kekayaannya berasal dari gaji, tabungan, serta rumah pribadinya.
Kantor Perdana Menteri, Downing Street nomor 10, pada Selasa 5 April merilis pernyataan bahwa perusahaan luar negeri atau offshore milik keluarga Cameron adalah urusan pribadinya. Namun, mereka menerbitkan pernyataan tambahanya yang berbunyi, “Untuk lebih jelasnya, Perdana Menteri, istrinya, dan anak-anaknya tidak mengambil keuntungan dari pendanaan offshore”.
Mendiang Ian Cameron mendirikan Blairmont Holdings Inc. di Bahama pada dekade 1980. Perusahaan tersebut dilaporkan memiliki lima cabang dan salah satunya berbasis di Inggris.
Aktivitas perusahaan itu berada di ranah publik, namun bocoran dokumen Panama Papers menyebut Blairmont mempekerjakan penduduk lokal, termasuk seorang pemuka agama paruh waktu, untuk menandatangani dokumen kerja demi menghindari membayar pajak di Inggris.
(Wikanto Arungbudoyo)