BANGKOK – Pascareferendum, Thailand diguncang serangkaian bom dalam sehari. Sedikitnya enam sampai 10 ledakan terjadi di empat tempat berbeda, semuanya di lokasi wisata.
Terkait situasi ini, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengumumkan peningkatan status keamanan nasional. Ocha mendesak penegak hukum untuk mengetatkan penjagaan, khususnya di destinasi wisata dan di daerah strategis lainnya.
“PM telah mengeluarkan perintah darurat kepada instansi terkait di daerah untuk mencegah insiden pemboman serupa terjadi lagi. Keamanan ditingkatkan di lokasi yang ramai. Beliau juga menunjuk penanggung jawab khusus untuk menangani situasi genting ini,” ujar juru bicara pemerintah, Mayor Jenderal Sansern Kaewkamnerd, seperti dilansir dari International Business Times, Jumat (12/8/2016).
Belum diketahui pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan ini. Beberapa menduga, ini ada kaitannya dengan hasil referendum kemarin. Namun wakil PM Thailand, Jenderal Prawit Wongsuwan menyakini, semua ledakan itu didalangi oleh oknum yang sama.
“(Serangan ini) pasti dilancarkan oleh jaringan yang sama. Saya yakin begitu. Tapi penyelidikan kami belum bisa memastikan kelompok mana, dan apa motifnya,” tukas Wongsuwan, seperti dikutip dari New York Times.
Ledakan pertama terjadi pada Kamis 11 Agustus di Trang. Tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan gedung. Dalam kurun waktu kurang dari 12 jam, dua ledakan kembar menghantam Hua Hin dan menewaskan seorang perempuan pedagang kaki lima dan melukai sedikitnya 20 orang, termasuk 10 warga negara asing dari Swiss, Jerman dan Italia.
(Baca juga: Kurang dari 12 Jam, Enam Ledakan Bom Guncang Thailand)
Ledakan berikutnya menerjang kantor polisi Surat Thani. Korban jiwa satu orang. Terakhir, Loma Park yang menjadi tujuan wisata favorit di Phuket juga diguncang ledakan dan melukai seorang wisatawan.
(Silviana Dharma)