Dalam pemilu kali ini, Stein menggandeng aktivis hak asasi manusia (HAM) Ajamu Baraka sebagai calon wakil presidennya setelah mantan Gubernur Ohio Nina Turner menolak tawarannya. Dalam kampanyenya, Stein mencoba menarik dukungan dari suporter kandidat Partai Demokrat Bernie Sanders dengan menyatakan memiliki kesamaan pandangan politik dengan Senator Vermont itu.
Jill Stein. (Foto: Reuters)
Senada dengan Johnson, Stein juga memahami peluangnya yang tidak besar dan memilih posisi sebagai alternatif bagi para pemilih. Dia menyoroti perpecahan di dalam dua partai besar, Republik dan Demokrat.
“Kita mengalami reorganisasi politik pada pilpres kali ini karena Partai Republik sepertinya hancur berantakan dan Demokrat tampak terbelah, dengan banyak pendukung Bernie Sanders yang tidak puas dengan pilihan alternatif,” kata Stein.
Sesuai dengan nama partai yang mengusungnya, Stein mempromosikan “Green New Deal” yang berfokus pada isu-isu lingkungan seperti energi terbarukan dan perubahan iklim. Dia juga menjanjikan pemotongan anggaran militer, pemulangan prajurit AS, dan menaikkan pajak di beberapa bidang di antaranya bursa saham, surga pajak, dan real estate. (dka)
(Rifa Nadia Nurfuadah)