Untuk itu, dia menggalang dana bagi kedua pahlawan New Jersey itu dan berhasil mengumpulkan USD28.000 atau Rp365 juta dalam hitungan hari. Hasilnya dibagi tiga dengan Parker, White dan Elizabeth Coalition to House the Homeless.
Pihak yang disebut belakangan adalah organisasi nirlaba di Elizabeth yang mencarikan apartemen untuk tempat tinggal bagi Parker. Sementara temannya, White menetap di rumah subsidi pemerintah karena sudah memiliki penghasilan tetap.
Bak durian runtuh, kebaikan Parker juga menganugerahkan dia pekerjaan yang lebih baik. Bertindak sebagai juru bicara gelandangan baik hati itu, Goncalves mengungkap, sebuah perusahaan makanan yang berbasis di Elizabeth siap mempekerjakan dia.
Foto: Lee Parker dan Ivan White
Goncalves bercerita, ketika pertama kali bertemu Parker dan memberi tahu dia bahwa penduduk Elizabeth telah berdonasi untuknya. Pria kulit hitam itu hanya menjawab, kalau dia lapar dan butuh makan.
“Baginya USD8.000 berarti sangat banyak, padahal untuk kita jumlah itu tak berarti,” imbuh Goncalves.
Parker dan White juga merendah ketika ditanya pendapatnya soal julukan pahlawan yang disematkan padanya. “Saya hanya bersyukur bisa segera menyadari situasinya dan bereaksi cepat. Untunglah tidak ada yang terluka,” ujar White.
Sementara Parker menjawab, “Pahlawan? Tidak, saya belum pantas dijuluki seperti itu. Saya hanya melakukan hal yang tepat.”
Kabar baik lainnya, mantan gelandangan itu kini memiliki tidak hanya sebuah ransel, tetapi dua. Seperti kata pepatah, ‘bermain air basah, bermain api letup. Setiap pekerjaan senantiasa ada untung ruginya’.
(Silviana Dharma)