Kalaupun ada, hanya tersisa beberapa meter yang dilestarikan di kawasan Kota Tua Jakarta dengan ditutupi kaca fiber. “Ya tinggal itu (di Kota Tua) sisa jalur tremnya. Karena sejak 1964, udah enggak boleh ada trem di Jakarta,” sambungnya lagi.
“Memang jalur-jalur trem itu enggak dibongkar. Hanya saja kemudian ditutupi dengan adanya pembangunan jalan. Seperti yang ada di Jalan Gadjah Mada dari Harmoni sampai Kota. Itu yang di bawah busway atau jalur TransJakarta, dulunya jalur trem,” tandasnya.
Oh iya sebelum lupa dan menutup pembahasan, dulu kalau kita mau naik trem beli tiketnya bukan di sebuah bangunan stasiun, melainkan sebuah bangunan semi-permanen kayak kios rokok gitu, lho.
Sementara pasca-Indonesia merdeka, bayar trem sudah seperti di bus kota, yakni bayar di atas trem kendati banyak yang enggak mau bayar.
(Randy Wirayudha)