3. Peranakan Arab memenuhi kewajibannya terhadap tanah air dan bangsa Indonesia
Namun bukan pekerjaan gampang buat AR Baswedan mengajak komunitas peranakan Arab untuk mendukung Indonesia. Negara yang dicanangkan dengan beragam opsi bentuk negara seperti di negara-negara barat. Bagi masyarakat Arab kala itu, apapun yang berbau barat itu kafir.
Pun begitu bukan berarti AR Baswedan patah semangat dan justru, terus menggencarkan pemikiran-pemikirannya lewat berbagai tulisan yang kemudian juga mengarahkan kariernya di dunia jurnalistik di surat kabar Sin Tit Po.
Di masa pendudukan Jepang, AR Baswedan terlibat sebagai wakil peranakan Arab dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945. Dalam salah satu sidangnya, AR Baswedan menegaskan kembali soal “posisi” peranakan Arab sebagai salah satu elemen bangsa Indonesia.
“Waktu itu di sidang BPUPKI saat agenda soal kewarganegaraan, semua perwakilan keturunan itu berbicara. Perwakilan dari peranakan Tionghoa, ada ada juga dari kelompok pemuda Indo-Belanda yang diwakili PF Dahler dan dari peranakan Arab yang mewakili AR Baswedan,” ujar sejarawan muda Jaka Perbawa kepada Okezone.