Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Memahami Fakta, Konflik Indonesia-Belanda Tidaklah Hitam Putih!

Randy Wirayudha , Jurnalis-Minggu, 16 April 2017 |10:06 WIB
NEWS STORY: Memahami Fakta, Konflik Indonesia-Belanda Tidaklah Hitam Putih!
Diskusi terbatas "Konflik Indonesia-Belanda 1945-1949 dalam Pandangan Generasi Terkini (Foto: Randy Wirayudha)
A
A
A

“Mobilisasi tentara Belanda (sukarela dan wajib militer) pada 1945-1946, itu ternyata pernah ada catatannya sekitar 4.000 tentara yang menolak dikirim ke Indonesia. Mereka tahu apa yang akan mereka hadapi, di mana mereka akan melawan orang-orang yang sudah merdeka,” imbuhnya.

Namun, lanjut Hendi Jo, para serdadu Belanda lainnya sudah jadi korban politik. Pemerintah Belanda pasca-Perang Dunia II pemikirannya sangat kapitalistik. Pemikiran tentang bagaimana caranya mereka bisa mendirikan koloni mereka lagi di Indonesia, setelah sempat hilang di zaman pendudukan Jepang (1942-1945).

“Kalaupun ada yang tetap dikirim, jadinya beberapa membelot. Seperti Poncke Princen. Dia bahkan berani membunuh teman-temannya sendiri (sesama orang Belanda ketika sudah bergabung ke TNI),” sambung Hendi lagi.

“Orang-orang Belanda yang dikirim ke sini, sama seperti kita. Punya hati dan nurani, punya sisi kemanusiaan juga. Cuma mereka jadi korban politik (pemerintah) Belanda,” ujarnya.

Bahwa memang serdadu Belanda beberapa kali tercatat pernah melakukan kejahatan dalam aksi-aksi mereka terhadap warga sipil. Seperti di Sulawesi Selatan, Bekasi, Padang, Rengat (Provinsi Riau) dan yang sempat bikin geger, Rawagede (Karawang).

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement