Untuk pertempuran fase II, buku berjudul “Pertempuran Surabaya” yang diterbitkan Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI menuliskan bahwa front Alun-alun Contong mendapat serangan artileri yang luar biasa hebatnya hingga pemandangan ditempat tersebut mirip dengan tempat pembantaian hewan, darah yang menggenangi jalanan, anggota tubuh manusia yang berserakan dan suara jerit kesakitan yang menyayat hati.
Plakat yang hilang dicuri itupun sedikit banyak menuliskan tentang ceceran darah dan daging para pejuang ditempat tersebut.
Demikian surat terbuka dari kami. Adalah hal yang sangat penting bagi kita semua sebagai warga kota Surabaya untuk mempertahankan ruh kota ini sebagai kota pahlawan. Adalah hal yang penting bagi kita semua untuk mengenal kisah ini. Karena sesungguhnya kisah tersebut adalah bagian dari identitas kota kita.
Hormat kami,
Ady Setyawan / Komunitas Roode Brug Soerabaia
(Randy Wirayudha)