terjadi kekosongan teknis operasional pabrik, akan berakibat sangat fatal," jelas Dedy Kurniawan.
Ia melanjutkan, atas kejadian tersebut, pengawas asal Tiongkok itu telah meminta maaf serta menyatakan tidak pernah bermaksud melarang ketiga karyawan melaksanakan ibadah Salat Jumat berjamaah.
Dedy sangat menyesalkan kejadian miskomunikasi itu tidak dilaporkan atau dikomunikasikan terlebih dahulu kepada pimpinan dan manajemen perusahan, tetapi langsung disebarluaskan melalui media sosial sehingga memperkeruh keadaan yang dampaknya sangat merugikan perusahaan.
"Diharapkan, kejadian serupa tidak terulang," tutur Dedy.
Ia menerangkan, perusahaan mendukung penuh kegiatan ibadah keagamaan, apalagi terhadap umat Islam sebagai karyawan mayoritas di perusahaan. Sebagai bukti, ada dua masjid di area perusahaan. Bahkan saat ini sedang dibangun satu masjid besar dalam kawasan industri yang mampu menampung kurang lebih 1.000 (seribu) jamaah. Proses pembangunan masjid tersebut baru mencapai 25 persen dan diharapkan selesai pembangunannya pada akhir 2017.
(Risna Nur Rahayu)