Ia mengatakan, setiap nama yang ada Palembang ini sebetulnya bermukim dan bermuara dari kebudayaan dan sejarah. “Di Kota Palembang ini banyak sekali budaya dan peradaban-peradaban, jadi banyak bangunan peninggalan-peningalan,” ujarnya.
Ia menuturkan, penggiat budaya itu ditugasi untuk mendata kembali, kemudian kedua mendata yang baru seperti rumah singgah Soekarno, selanjutnya tempat tahanan seperti ada teng baja baru ditemukan di Plaju, barang baru mau didata kembali.
"Kami melakukan sosialisasi secara sistem menyeluruh, kami baru saja mengumpulkan para penjaga makam se-Kota Palembang untuk mengumpulkan makam-makam yang terdeteksi maupun tidak terdeteksi. Yang diketahui makam Sabokingking dan Kawah Tengkurep, sedangkan lainnya belum dan itu akan kita data lagi," tuturnya.
"Pada hari ini kita menginformasikan kepada masyarakat bahwa pendataan bukan dimaksudkan untuk mengambil barang milik pribadi, tapi untuk mendata. Tujuan mendata itu supaya pemerintah tahu bahwa barang itu ada di sana dan kami bisa melestarikan dan menjaga bersama-sama," katanya.
(Salman Mardira)