Sebagaimana diketahui, Korut sering menganggap latihan pertahanan tersebut sebagai tipuan dari AS dan Korsel. Pyongyang selalu memandang bahwa latgab adalah persiapan untuk melakukan invasi. Biasanya, latgab antara Korsel dengan AS akan disikapi Korut dengan meluncurkan rudal balistik.
Korea Utara dan Korea Selatan secara de facto masih dalam keadaan perang. Sebab, Perang Korea yang meletus pada 1950-1953 hanya diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata bukan perjanjian damai secara formal.
Meski sudah terjadwal, latgab yang digelar Senin (21/8/2017) siang waktu setempat itu banyak dipandang sebagai antisipasi dari percepatan peningkatan kemampuan rudal Korut. Sebagaimana diberitakan, Korut beberapa waktu lalu mengancam akan menyerang Guam, yang masih menjadi wilayah AS, dengan rudal balistiknya.
Ancaman tersebut disikapi Presiden AS Donald Trump dengan menyebut Korut akan dibalas dengan api dan kemarahan jika berani menyerang Guam. Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un lantas meninjau ulang rencana serangan dengan terlebih dahulu melihat perilaku AS sebelum melancarkan rudal ke Guam.
(Wikanto Arungbudoyo)