Informasi yang diperoleh dari warga menyebutkan bahwa batu itu sudah berusia ratusan tahun. Diduga sebagai batu menhir atau pusara zaman awal menyebarnya Islam. Dugaan ini karena batu tersebut ditemukan di areal kuburan.
Tokoh masyarakat Nagari Tanjung, Faze Andrif mengatakan, batu tersebut dipahat oleh seorang pria leluhur suku Tanjuang. Pahatan berbentuk alat kelamin laki-laki menyimbulkan keperkasaan seorang lelaki.
"Nagari Tanjuang termasuk nagari ketiga tertua di Minangkabau, setelah Pariangan dan Limo Kaum. Karena itu, saat ini cukup banyak benda-benda peninggalan bersejarah ditemukan di sini," ungkapnya.
Keberadaan batu tersebut, kata Faze, tidak dijadikan tempat mistik karena tidak ada khasiatnya, cukup sebagai objek wisata saja. "Kita tidak ingin keberadaan batu ini menimbulkan perbuatan syirik bagi warga. Batu ini sama seperti batu lainnya, hanya saja bentuknya unik dan berbeda,” pungkasnya.
(Salman Mardira)