Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berbalas Rudal Antarbenua, Ketegangan Semenanjung Korea Jauh dari Kata Usai

Djanti Virantika , Jurnalis-Senin, 04 September 2017 |19:34 WIB
Berbalas Rudal Antarbenua, Ketegangan Semenanjung Korea Jauh dari Kata Usai
Rudal milik Korea Utara yang siap diluncurkan. (Foto: AFP/Getty Images)
A
A
A

Rajin Menguji Coba Rudal Antarbenua

Rudal balistik antarbenua pertama Korea Utara diuji coba pada 4 Juli 2017. Saat itu, Korut mengklaim daya jangkau rudalnya dapat mencapai daratan AS. Setelah itu, uji coba terus kembali dilakukan untuk mengetahui kekuatan rudalnya. Sepanjang 2017, sebagaimana dilansir ABC News, ayah dari Ju Ae itu tercatat telah 13 kali meluncurkan rudal.

Rudal yang diluncurkan Korut terus menunjukkan adanya perkembangan. Rudal KN-15 yang ditembakkan pada 11 Februari memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Rudal berbasis darat yang ditembakkan ke laut Jepang itu dapat menempuh jarak hingga 310 mil. Peluncuran ini menjadi tonggak awal kemajuan pesat misil Korut karena untuk pertama kalinya mereka membuat rudal berbahan bakar padat yang diluncurkan secara mobile. Dengan peluncuran semacam ini, KN-15 sulit dilacak dalam waktu singkat.

Kim Jong-un memantau langsung peluncuran rudal yang dilakukan di Semenanjung Korea. (Foto: The Telegraph)

Sebulan kemudian, Korut kembali meluncurkan lima rudal jarak menengah Scud-er (extended range). Perairan Jepang kembali menjadi target dari uji coba rudal yang dilakukan pada 5 Maret itu. Dari peluncuran ini, tiga rudal mendarat di perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang yang membentang 200 mil dari garis pantai. Jangkauan rudal yang ditembakkan ini pun meningkat. Empat rudal yang diluncurkan berhasil menempuh jarak lebih dari 600 mil, sedangkan satu rudal lainnya terjatuh tak lama setelah diluncurkan.

BACA JUGA: Jelang Tengah Malam, Korut Luncurkan Rudal Balistik ke ZEE Jepang

Uji coba kali ini telah membuat AS geram. Mereka pun berencana menebar sistem pertahanan antirudal THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) meski krisis politik tengah terjadi di Korsel saat itu.

Pada 4 April, rudal KN-17 ditembakkan Korut beberapa hari sebelum Presiden China, Xi Jinping, bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Florida, untuk membahas cara mengekang tindakan pengembangan rudal dan nuklir Korut. Rudal yang diluncurkan saat itu terbilang baru karena KN-17 menggunakan bahan bakar cair.

Terbaru, Korut meluncurkan rudalnya ke perairan Hokkaido, Jepang, pada Selasa 29 Agustus 2017. Beruntung, J-Alert milik Jepang berbunyi. Rudal pun berhasil ditembak hingga terbelah menjadi tiga bagian.

Lima hari kemudian, tepatnya pada Minggu 3 September, Korut terdeteksi kembali melakukan uji coba peluncuran rudal. Kali ini, peluncuran diketahui berdasarkan getaran seismik tak wajar yang terdeteksi badan pemantau gempa bumi dunia, seperti Indonesia (BMKG), Amerika Serikat (USGS), Jerman (GFZ), dan Eropa (EMSC). Uji coba kali ini bahkan menyebabkan terjadinya gempa berkekuatan 6,3 SR.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement