Tak Jera Meski Dihukum PBB
Telah melanggar hukum, PBB pun diminta melakukan tindakan kepada Korut. PBB lalu menjatuhkan peringatan dan hukuman kepada negara tersebut. PBB bahkan telah menambahkan nama Korea Utara ke daftar hitam serta memberlakukan larangan bepergian global dan pembekuan aset terhadap Korut. Namun, Kim Jong-un malah menolak sanksi-sanksi tersebut.
Setelah pemberian sanksi itu, Kim Jong-un tetap melakukan berbagai perkembangan terhadap rudalnya. Korea Utara bahkan mengancam akan membalas dendam ribuan kali lebih kejam kepada Amerika Serikat karena menjadi negara pertama di PBB yang mengajukan sanksi baru yang lebih keras kepada Pyongyang. Kim Jong-un menyatakan ancaman itu dua hari setelah PBB mengumumkan sanksi terbarunya untuk Korea Selatan.
Seakan merespons ancaman si tetangga, Korea Selatan tak mau kalah memamerkan teknologi rudal mereka. Pada Senin (4/9/2017), Korsel melakukan latihan peluncuran rudal di lepas pantai timur ke wilayah Punggye-ri, Kabupaten Kilju, Korea Utara. Latihan ini digelar karena Kementerian Pertahanan Korsel mengaku telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Pyongyang berencana melakukan peluncuran rudal balistik dalam jumlah yang lebih banyak.
BACA JUGA: Respons Peluncuran Rudal Korut, Militer AS dan Korsel Gelar Latihan Gabungan
Korsel pun menyatakan akan menggelar latihan militer tambahan bersama Amerika Serikat. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap uji bom hidrogen Korut. Kepala Pentagon, James Norman Mattis, mengatakan Korut akan mendapat serangan militer besar-besaran dari AS jika masih nekat mengancam Washington dan para sekutunya.
Tak hanya serangan militer, sebagai respons peluncuran rudal yang terus dilancarkan Korut, Kementerian Pertahanan Korsel mengumumkan bahwa pasukan gabungan AS dan Korsel (USFK) akan kembali memasang empat sistem pertahanan antirudal baru atau THAAD. Keputusan Korsel ini menjadi babak baru ketegangan di Semenanjung Korea yang terlihat masih jauh dari kata usai. (DJI)
(Rifa Nadia Nurfuadah)