Baca Juga: Kutuk Peluncuran Rudal Korut ke Jepang, Sekjen PBB: Aksi Itu Merusak Keamanan Regional
Kim Dong-yub, seorang ahli militer di Institut Studi Timur Jauh pada Universitas Kyungnam, Seoul, merasa skeptis.
"Merujuk pada daya ledak puluhan sampai ratusan kilo ton, tampaknya itu bukanlah bom H yang sama sekali baru. Kemungkinan itu hanyalah perangkat nuklir yang diperkuat," kata Dong-yub, mengacu pada sebuah bom atom yang menggunakan beberapa isotop hidrogen untuk meningkatkan daya ledak.
Daya ledak bom hidrogen dapat mencapai ribuan kilo ton, lebih kuat daripada bom nuklir yang terakhir diuji coba oleh Korea Utara pada September dengan kekuatan hanya sekira 10 kilo ton sampai 15 kilo ton, mirip dengan bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 1945.
(Rufki Ade Vinanda)