Pola hidup bersih dan sehat yang belum seluruhnya menyentuh masyarakat membuat kejadian diare masih merata di hampir kabupaten dan kota di Jawa Timur, terutama masyarakat yang berada di wilayah sungai Brantas.
Grafik Sepuluh Besar Kasus Diare di Indonesia Tahun 2016
Dari data Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI 2017, terlihat bahwa, sebaran kasus diare secara nasional yang sudah ditangani ternyata masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah perkiraan diare di fasilitas kesehatan. Di Jatim misalnya, dari yang ditangani sebanyak 338.806, jumlah perkiraan diare di faskes mencapai 1.048.885. Sedangkan di Jabar, dari yang ditangani 930.176, jumlah perkiraan diare mencapai 1.261.159
Dinas Kesehatan Kota Malang mengklaim pencemaran air Sungai Brantas tidak terlalu berpengaruh besar pada warga Kota Malang. Sebab, lebih dari 85 persen warganya telah menggunakan air PDAM dan air sumber yang dikelola secara swadaya. Namun, Dinas Kesehatan enggan memberikan data hasil uji lab kualitas air PDAM yang layak minum tersebut.
Sementara data dari Profil Kesehatan Jawa Timur, penanganan diare di kota ini masih di atas 10 ribu. Tercatat kasus diare yang ditangani di Kota Malang tahun 2013 sebanyak 12.716 dan pada 2014 ada 13.744 kasus. Jumlah ini meningkat pada 2015 menjadi 16.543 kasus.
Meski angkanya terus meningkat, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Asih Tri Rachmi Nuswantari, mengatakan, penyakit diare bukan 10 besar penyakit yang ditangani di Kota Malang. Sebabnya karena pemberdayaan masyarakat dan gerakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat. (Bersambung)
(Salman Mardira)