Bagi Delaney, proyek ini menjadi perjalanan yang amat mengaduk-ngaduk emosi. "Apa yang sudah saya pelajari tentang diri sendiri adalah bahwa tidak apa-apa untuk tidak selalu baik-baik saja sepanjang waktu. Saya tidak pernah menangis. Tetapi selama menjalani proses ini, saya menangis setiap pekan. Dan saya mempersilakan diri saya untuk merasakan semua perasaan itu. Dan itu adalah perkembangan diri teramat besar yang pernah saya rasakan," papar Delaney.
Film tersebut, imbuhnya, ditujukan bagi orang-orang yang sedang mengalami apa yang dialami para anak-anak 9/11.
"Saya amat berharap bahwa ini bisa menjadi pesan bahwa ada kehidupan setelah kedukaan. Jika sesuatu yang tragis terjadi dalam hidup Anda, itu bukan akhir segalanya. Anda memiliki kemampuan untuk terus melanjutkan dan menulis cerita sendiri," pungkas Delaney.
Film yang diproduseri oleh organisasi Women Rising itu dijadwalkan tayang perdana pada 2018.
(Rufki Ade Vinanda)