Tekanan dari komunitas internasional pun sangat terasa di Myanmar. ITV mewartakan, Aung San Suu Kyi, mengklaim ia tidak khawatir dengan pengawasan internasional terhadap tindakan pemerintahannya dalam menangani krisis Rohingnya.
Baca juga: Terungkap! Hasil Citra Satelit, Militer Myanmar Musnahkan 214 Desa Rohingya
Hal itu disampaikan Aung San Suu Kyi dalam pidato nasionalnya yang membahas mengenai kekerasan di Rakhine State yang menimpa warga etnis Rohingnya. Sekadar informasi, kekerasan itu telah membuat lebih dari 400 ribu warga etnis Rohingnya memilih melarikan diri ke Bangladesh.
Perempuan berusia 72 tahun itu mengklaim, mayoritas warga etnis Rohinya tidak melarikan diri dari Rakhine State dan kekerasan yang terjadi di sana telah mereda. “Saya menyadari bahwa perhatian dunia terfokus di Rakhine State. Sebagai anggota masyarakat bangsa-bangsa, Myanmar tidak takut pada pengawasan internasional,” tegas Suu Kyi pada pidatonya Selasa 19 September 2017.
Pada pidatonya itu, ia menyadari terjadinya perpindahan masal warga etnis Rohingya ke Bangladesh. Suu Kyi mengklaim, ia akan mencari tahu mengapa peristiwa eksodus ini bisa terjadi.
(Emirald Julio)