Di bawah platform BRI, badan usaha milik negara di Indonesia dan China yang tergabung dalam konsorsium PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini sedang menggarap proyek infrastruktur kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan selesai pada 2019.
"Sebagai seorang akademisi saya melihat perkembangan ini sangat baik karena orang menyadari bahwa dunia mulai berubah, dan China sebagai kekuatan regional yang baru bangkit tidak akan dengan bodoh memulai konflik atau sengketa dengan negara-negara tetangganya," kata Caihua.
Hingga 2015 China telah berkontribusi lebih dari 70 persen pembangunan infrastruktur di Asia dengan nilai investasi senilai 686 miliar dolar AS.
Berdasarkan data Asian Development Bank (ADB), nilai investasi untuk pembangunan infrastruktur di Asia dalam kurun waktu 2016-2020 diperkirakan mencapai 26 triliun dolar AS dengan porsi terbesar pada proyek pembangkit listrik senilai 11,69 miliar dolar AS.
Saat ini, sektor publik mendanai sekitar 92 persen investasi infrastruktur regional termasuk diantaranya 90 persen di Asia Timur yang didanai oleh China dan 62 persen di Asia Selatan.
(Rufki Ade Vinanda)