Menlu RI juga mengundang peserta dari Tunisia untuk ikut dalam program kerja sama Teknis Indonesia untuk 2018, termasuk kerjasama di bidang pertanian, usaha kecil dan menengah, maritim dan perikanan, keluarga berencana, dan demokrasi. Menlu Retno juga mendorong kerja sama teknis dibidang pendidikan diplomat, termasuk pendidikan bahasa Arab dan Perancis bagi diplomat Indonesia di Tunis.
Dalam kunjungannya ke Tunisia, Menteri Retno L.P. Marsudi juga melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed dan Presiden Republik Tunisia, Beji Caid Essebsi. Bersama kedua pemimpin Tunisia itu, Menlu Retno membahas sejumlah kerjasama termasuk dalam kerangka BDF dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
BACA JUGA: BDF VIII Fokus Bahas Pembangunan, Tantangan & Prospek Demokrasi
Hubungan bilateral Indonesia dan Tunisia terjalin baik, bahkan sejak sebelum kemerdekaan Tunisia. Tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan Tunisia hadir pada Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955, dan Presiden Soekarno mengizinkan dibukanya kantor perjuangan kemerdekaan Tunisia di Jakarta.
Indonesia membuka Kedutaan Besar (Kedubes) di Tunis pada tahun 1960, yang sekaligus menandai pembukaan hubungan diplomatik antara kedua negara. Sementara Kedubes Tunisia di Jakarta dibuka pada tanggal 14 Oktober 1987. Jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Tunisia tercatat sebanyak 138 orang, sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa.
(Rahman Asmardika)