Keiichi Kuwahara, 91, merupakan salah satu penerbang yang tidak bisa berhenti memikirkan keluarganya. Dia mengisahkan momen ketika dia diperintahkan menjadi pilot kamikaze.
"Saya bisa merasakan diri saya menjadi pucat. Saya takut. Saya tidak ingin mati," papar Kuwahara yang saat itu berusia 17 tahun.
"Saya kehilangan ayah setahun sebelumnya, sehingga hanya ada ibu dan kakak perempuan untuk bekerja menopang keluarga. Saya mengirim uang gaji ke mereka. Saya pikir, apa yang terjadi jika saya mati? Bagaimana keluarga saya bisa makan?"
Keiichi Kuwahara pada usia 17 tahun. (Foto: Keiichi Kuwahara/BBC)
Keraguan Kuwahara terjawab. Ketika mesin pesawatnya rusak dan dia terpaksa kembali, dia merasa lega. Meski demikian, di atas kertas, Kuwahara dianggap telah menjadi sukarelawan kamikaze.
"Apakah saya terpaksa atau saya sukarela? Itu pertanyaan yang sulit dijawab jika Anda tidak memahami esensi militer," ujarnya.
Profesor Sheftall mengungkap bahwa pada masa itu pilot yang tidak ingin sukarela menjadi kamikaze harus mengangkat tangan di tengah barisan. Akibat kondisi itu, jarang ada pilot yang menolak.