NAYPYIDAW – Prosesi peletakan batu pertama Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, pada batal dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi. Sebab, Pemerintah Myanmar tidak bisa menjamin keamanan mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu selama berada di Rakhine.
Mengingat acara pada Minggu 19 November tersebut berada di wilayah utara Rakhine State, yakni Myaung Bwe, yang masih dianggap rawan, Pemerintah Myanmar mengajukan permintaan pembatalan tersebut di saat-saat akhir. Karena tidak mendapat jaminan akan diberikan pengamanan optimal sesuai standar untuk tamu resmi negara setingkat menteri, Menlu Retno akhirnya batal hadir.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Okezone, Senin (20/11/2017), pasukan keamanan Myanmar saat ini sedang difokuskan untuk mengamankan KTT ASEM di Ibu Kota Naypyidaw. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sekira 53 pejabat menteri dan setingkat menteri dari Eropa dan Asia.
Acara peletakan batu pertama akhirnya hanya dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi, sebagai perwakilan pemerintah Indonesia. Juga hadir Menteri urusan Rakhine State Myanmar, perwakilan kementerian kesehatan Myanmar, perwakilan MERC, perwakilan tokoh masyarakat setempat, tokoh masyarakat agama Budha dan Islam, serta dihadiri ratusan warga setempat.
(Acara peletakan batu pertama di Rakhine State. Foto: Kementerian Luar Negeri RI/Twitter)
Rumah Sakit tersebut adalah wujud kontribusi masyarakat Indonesia untuk warga di Rakhine State. Rumah Sakit Indonesia akan menyediakan pelayanan kesehatan untuk seluruh komunitas di Myaung Bwe secara inklusif, tidak memandang suku, agama dan latar belakang.