MEDAN – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhajir Effendi menyebutkan, dua resepsi adat yang dilakukan atas pernikahan putri tunggal Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution harusnya bisa menjadi momentum untuk mengkapitalisasi kebudayaan Indonesia untuk modal pembangunan nasional.
Hal itu dikatakan Effendi disela-sela kegiatannya menghadiri resepsi umum kedua pernikahan Bobby-Kahiyang, di Bukit Hijau Regency, Kompleks Perumahan Taman Setiabudi Indah, Medan, Minggu (26/11/2017).
Menurut Muhajir, lewat resepsi Bobby-Kahiyang, Presiden Jokowi sebenarnya sudah merintis kegiatan festival kebudayaan itu. Kegiatan serupa tentunya harus terus dilanjutkan dan dikembangkan secara lebih luas.
“Pak presiden sudah memulai memberi contoh, bagaimana kita harus menggali, bagaimana kita bisa mengangkat nilai-nilai luhur kebudayaan kita. Karena ini bukan hanya menjadi perhatian kita di dalam negeri saja tapi juga menjadi perhatian dunia,” ujar Muhajir.
(Baca Juga: Soal Isu 'Kawin Politik', Luhut: Mengada-ada, Tak Ada Agenda Politik di Pernikahan Bobby-Kahiyang!)
Muhajir menambahkan, pihaknya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kini sudah mulai merancang sejumlah kegiatan festival kebudayaan. Kementerian yang dipimpinnya kini dimudahkan untuk pelaksanaan festival, seiring dengan telah terbitnya undang-undang yang mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Ini sedang kita galakkan memang, dengan disahkannya undang-undang tentang kemajuan kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017, sekarang sudah ada payung hukum yang kuat untuk mendanai, men-support, mendukung berbagai macam festival budaya. Dulu belum ada undang-undangnya, sudah 72 tahun kita belum punya. Baru sekarang ada,” jelasnya.
Dari aspek pendidikan, lanjut Muhajir, mereka juga sudah menjadikan pendidikan kebudayaan sebagai bagian dari kurikulum ajar kepada para siswa. Pendidikan kebudayaan menjadi bagian dari muatan lokal lewat program pendidikan karakter.
“Menggalakkan pendidikan kebudayaan di sekolah, pasti. Kita juga sudah menerapkan agar anak-anak kita menjadikan budaya. Kita ingin mengkapitalisasi nilai-nilai budaya kita. Bagaimana lewat pendidikan karakter, kita mengejawantahkan atau mengaktualisasikan keunggulan, kearifan dan kecerdasan lokal menjadi modal pembangunan,” tandasnya.
(Baca Juga: Berebut Suvenir yang Dilempar dari Kereta Kencana, Warga: Saya Dapat Topi, Terima Kasih Pak Jokowi)
Follow Berita Okezone di Google News
(Ari)