MANTAN Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengambil alih Yaman Utara pada 1978 dan menjadi presiden Republik Yaman setelah unifikasi dua bagian negara pada 1990. Saleh adalah satu-satunya orang yang menjabat sebagai presiden Yaman bersatu dan terbukti merupakan seorang politikus ulung yang mampu memanipulasi sistem kesukuan di Yaman dan menangkal pemberontakan baik dari wilayah utara maupun selatan.
BACA JUGA: Mantan Presiden Yaman Dibunuh Karena Berkhianat
Al Jazeera melansir, Saleh sering memperlihatkan dirinya sebagai satu-satunya sosok yang dapat menyatukan Yaman. Selama lebih dari 33 tahun berkuasa, Saleh seringkali menuding lawan politiknya sebagai bagian dari konspirasi untuk menghancurkan negara.
Namun, kekuasaannya harus berakhir menyusul pemberontakan yang dipicu oleh Arab Spring pada 2011. Di tahun berikutnya, Saleh terpaksa mundur dan menandatangani kesepakatan yang ditengahi oleh Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pimpinan Arab Saudi.
Mundurnya Saleh dari perpolitikan Yaman tidak berlangsung lama karena pada 2015 dia kembali muncul dan membangun persekutuan dengan kelompok Houthi di tengah kancah perang sipil yang berkobar.
Persekutuan Saleh dengan Houthi berakhir pada Desember 2017 setelah pria berusia 75 tahun itu secara resmi memutuskan hubungan dan menyampaikan keterbukaannya untuk melakukan pembicaraan dengan Arab Saudi yang tengah berperang dengan Houthi. Langkah itu terbukti fatal bagi Saleh karena beberapa hari kemudian dia tewas dibunuh dalam sebuah serangan di pinggiran Kota Sanaa.
Ali Abdullah Saleh lahir pada Maret 1942 di Kota Bayt al Ahmar, di Distrik Sanhan, Kerajaan Yaman. Tanpa memiliki pendidikan yang tinggi, Saleh bergabung dengan militer dan menghabiskan awal kariernya di sana. Dia turut bertempur di pihak pemerintah republik menghadapi sisa-sisa kerajaan yang didukung Arab Saudi pada Perang Sipil Yaman Utara dari 1962 sampai 1970.
Setelah kemenangan pihak republik, Saleh tetap berada di dalam ketentaraan sampai 1978. Di masa itu, Yaman Utara memiliki tiga presiden yang berganti dalam waktu yang sangat singkat dari 1974 sampai 1978. Dua presiden tewas dibunuh sementara yang ketiga melarikan diri setelah kurang dari sebulan menjabat.