Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Konflik Berkepanjangan, Palestina Ingin Damai dengan Israel Sejak 1993

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Jum'at, 15 Desember 2017 |18:22 WIB
Konflik Berkepanjangan, Palestina Ingin Damai dengan Israel Sejak 1993
Bendera nasional Palestina (Foto: AFP)
A
A
A

Masalah antara Israel dengan Palestina, menurut Zuhair, baru akan selesai jika ada pemimpin Negeri Zionis yang menginginkan perdamaian seperti halnya mendiang Yitzhak Rabin. Sebagai informasi, Perjanjian Oslo 1993 tercapai antara Rabin dengan pemimpin Palestina Yasser Arafat.

“Sayangnya Rabin dibunuh ketika dengan yakin mengatakan bahwa ingin menyelesaikan konflik dalam lima tahun. Kita butuh yang seperti itu. Kita sudah ingin damai sejak 1993,” sambung Zuhair al Shun.

Inisiatif lain yang coba digagas adalah Camp David pada 2000. Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Bill Clinton, sudah ingin mengakhiri konflik. Namun, ganjalan muncul dari Perdana Menteri (PM) Israel Ehud Barak yang tidak mengakui adanya Yerusalem Timur sebagai calon Ibu Kota Palestina. Faktor tersebut, menurut Zuhair, menjadi kegagalan utama tercapainya kesepakatan di Camp David, AS.

“Kami terus berupaya mencapai perdamaian sesudah Perjanjian Oslo. Tapi sayangnya tidak ada perdamaian. Israel terus melakukan agresi dan okupasi. Kami ingin ada yang mengambil tindakan terhadap Israel,” tutup Zuhair al Shun.

BACA JUGA: Klaim Yerusalem Jadi Ibu Kota Israel, AS Harus Hadapi Risiko Dikucilkan

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement