TAIPEI - Pemerintah Taiwan telah memblokir hampir 200 penerbangan asal China yang terbang melintas diwilayahnya. Hal ini dilakukan Taiwan, menyusul aksi China yang meresmikan empat rute penerbangan baru yang kontroversial.
Pasalnya, rute penerbangan yang diresmikan China pada awal Januari itu secara sepihak mencakup jalur di atas Selat Taiwan. Hal ini dinilai tak bertanggungjawab karena terindikasi akan mengancam keamanan regional.
Sebelumnya, Taipei telah berulang kali meminta empat jalur penerbangan baru itu dibatalkan. Namun, permintaan ini sama sekali tak digubris oleh Negeri Tirai Bambu.
BACA JUGA: Taiwan Sebut Jalur Penerbangan Baru China Sembrono
Pihak berwenang di Selat Taiwan mengatakan bahwa mereka belum secara resmi diajak berbicara dan berkonsultasi oleh China terkait rute tersebut. Sebagaimana disitat dari Reuters, Sabtu (20/1/2018), pihak Taiwan mengatakan langkah Negeri Panda merupakan langkah yang sembrono dan bermotif politik.
Bertindak tegas, Taiwan telah menolak permintaan dari dua maskapai penerbangan China Eastern Airlines dan Xiamen Air yang meminta jatah penerbangan tambahan. Kedua maskapai itu meminta untuk mengoperasikan 176 penerbangan tambahan antara Taiwan dan China selama periode Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari.
"Permintaan dua maskapai penerbangan tersebut tidak disetujui untuk saat ini karena mereka mengoperasikan penerbangan lain dengan menggunakan rute M503 (rute yang menjadi kontroversi). Seperti kita tahu rute ini dibuat tanpa konsensus antara kedua belah pihak," ujar seorang pejabat Civil Aeronautics Administration (CAA).
BACA JUGA: Tanggapi Presiden Tsai Ing-wen, Kapal Induk China Berlayar di Selat Taiwan
Sayangnya, pejabat CAA yang tak disebutkan namanya itu telah menolak untuk berkomentar mengenai laporan bahwa sekitar 50 ribu penumpang akan terpengaruh atas keputusan tersebut.
Pihak China sendiri sebelumnya mengaku memperkenalkan rute penerbangan baru untuk membantu meredakan kemacetan di wilayah udara di atas selat tersebut. Mereka juga menegaskan bahwa rute tersebut hanya akan digunakan untuk penerbangan sipil dan China akan melakukan komunikasi teknis dengan Taiwan.
Hubungan Taiwan dan China diketahui terus memanas dalam beberapa waktu terakhir. China terus menekan Taiwan untuk menyetujui prinsip 'Satu China' atau mengakui Taiwan sebagai bagian dari China. China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan perlu diambil kembali meskipun dengan cara paksa.
(Rufki Ade Vinanda)