Agung menambahkan, dari seluruh kawasan Jawa Barat yang menjalani Pilkada 2018 pemetaan daerah rawan tidak bisa diprediksi, mengikuti dinamika kondisi terbaru yang ada di setiap daerah.
"Daerah rawan cenderung fluktuatif," ucapnya.
Namun, Agung menyebut ada 2 tipe daerah yang diperkirakan akan lebih rawan dibanding dengan kawasan lain. Di antaranya, kabupaten/kota yang peserta Pilkada hanya dua pasang atau head to head.
Menurutnya, daerah itu memiliki potensi gangguan kantibmas yang lebih tinggi dikarenakan masyarakat terpecah hanya dua kelompok dibandingkan daerah lain yang terdapat tiga sampai empat kelompok.
"Contohnya daerah Cirebon dan Ciamis," jelas agung.