Rudi menyatakan tidak mampu secara finansial untuk langsung membawa istrinya melahirkan di rumah sakit. Sehingga, putrinya Fatimah lahir di rumah.
"Kami enggak punya biaya mau bawa ke rumah sakitnya, jadi dirawat di rumah. Terus pamong desa dan warga minta suruh dibawa ke rumah sakit. Terus saya bawa ke puskesmas dulu minta surat rujukan ke rumah sakit," ujarnya.
Beberapa kekurangan yang menimpa putrinya itu pun hingga kini belum diketahui, meski sudah dirawat intensif di rumah sakit. Rudi hanya pasrah menunggu hasil perawatan tim medis.
Meski Fatimah lahir dalam keadaan kurang, bagi Rudi, gadis kecil itu sangat istimewa. Fatimah tidak menangis saat dilahirkan. Meski begitu, ketika dia mengazani, Fatimah sontak menangis kencang.
"Waktu lahir enggak ada suara tangis, tapi setelah pertengahan azan, baru dia nangis," tutur Rudi sambil mengusap kedua matanya yang berkaca-kaca.
(Hantoro)