8. 'TKP Yang Sempurna' atau TKP Yang Rusak?
Kejanggalan demi kejanggalan membuat pihak kepolisian masih berhati-hati dalam menyimpulkan penyebab kematian eks Wakapolda Sumut ini. Salah satunya yakni tak ditemukan sidik jari lain selain sidik korban dn istrinya Suhartatik di lokasi kejadian usai olah TKP.
Bahkan jika memang meninggal dunia karena dibunuh, polisi belum bisa menemukan jalan masuk dan keluar pelaku. Bagian belakang rumah korban terbentang dinding batu bata setinggi 7 meter dengan besi lancip di ujungnya.
Sementara dari pintu depan semua pintu dan jendela rumah dalan kondisi terkunci dari dalam. Bahkan warga terpaksa mendobrak pintu ruang tamu untuk mengecek kondisi pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat 71 tahun lalu ini.
Bahkan salah seorang perwira kepolisian yang mengikuti olah TKP menyebut bila memang dibunuh ini merupakan 'TKP yang sempurna' karena pelaku tak meninggalkan jejak, namun bila dikatakan bunuh diri, membutuhkan upaya pembuktian yang cukup kuat mengingat kejanggalan - kejanggalan yang ditemukan.
Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri bahkan menyebutkan sulitnya polisi mengungkap kematian korban, karena TKP yang 'rusak'. Mengingat saat kejadian banyak orang dari relawan yang masuk dan meninggalkan jejak kaki.
"Ada jejak kaki lain di TKP. Itu karena sudah banyak orang keluar masuk TKP," beber Asfuri.