“Saya tidak percaya akhir dari ETA karena ada banyak kematian yang belum terungkap, banyak pembunuhan yang belum pernah dijernihkan, banyak korban yang belum mendapatkan kompensasi,” kata Carmen seorang warga Spanyol yang tinggal di San Sebastian, Basque.

Aksi-aksi ETA marak pada 1960-an di tengah kekuasaan rezim Diktator Jenderal Franco dengan pembunuhan terhadap politisi dan pengeboman. Serangan-serangan tersebut terus berlanjut selama beberapa dekade setelahnya, termasuk ledakan bom di pasar di Barcelona yang menewaskan seorang perempuan hamil dan dua anak-anak.
Juru Bicara Pemerintah Spanyol, Mendez de Vigo mengatakan bahwa Spanyol akan terus memburu tersangka kejahatan yang dikaitkan dengan ETA.
“Kami tidak akan pernah menutup mata terhadap para teroris ini dan kami tidak akan pernah tunduk. Mereka harus tahu bahwa mereka harus membayar untuk kesalahan mereka dan tidak akan ada kekebalan hukum. Sebelum dan sesudah pernyataan ini, mereka akan dikejar di mana pun mereka berada, ” kata de Vigo.
(Rahman Asmardika)