Di antara hal-hal positif dan kemajuan yang dirasakan kaum wanita di Iran beberapa dekade setelah Revolusi Islam, tentu masih ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam kemajuan kaum perempuan. Hal itu juga diakui oleh Wapres Masoumeh.
“Kami juga memiliki tantangan kami. Seperti halnya masyarakat lain, kami memiliki naik dan turun. kami memiliki kami tantangan tetapi saya pikir paradigma kemajuan perempuan di Iran adalah unik dalam banyak dimensi dan saya pikir banyak negara dapat belajar banyak dari paradigma itu.”
Perempuan Iran menunggu giliran untuk memberikan suara pada pemilihan presiden, Juni 2009. (Foto: Reuters)
Revolusi Iran juga membawa pengaruh pada cara berpakaian kaum wanita di Iran yang diharuskan memakai hijab jika berada di tempat umum. Aturan ini banyak mendapat sorotan terutama dari kaum sekuler yang menganggap aturan itu mengekang kaum wanita.
Namun, Wapres Masoumeh menilai aturan tersebut merupakan norma sosial yang diajarkan dalam Islam untuk menjaga kehormatan, terutama kehormatan kaum wanita, dalam menjalin hubungan dengan kaum pria. Penggunaan hijab sebagai aturan berpakaian menurut Maosumeh merupakan kesepakatan yang diambil setelah Revolusi Islam 1979.
BACA JUGA: Perempuan Iran Giat Dalami Ninjutsu
“Hijab adalah kode sosial yang diajarkan Islam untuk hubungan yang sehat antara pria dan wanita dalam masyarakat, sehingga hubungan ini tidak mempermalukan wanita dan pria sehingga martabat mereka terjaga karena Tuhan menciptakan semua manusia dalam status bermartabat dan kita seharusnya tidak merusak martabat itu,” jelas Mashoumeh.
“Jadi apa yang terjadi setelah Revolusi Islam adalah bahwa mayoritas wanita dan masyarakat umum, setuju bahwa hijab adalah cara terbaik berpakaian. Tentu saja sebelumnya telah banyak wanita yang memiliki jilbab dan kita juga memiliki jilbab dalam pakaian tradisional banyak etnis yang berbeda di Iran,” ungkap ibu dari dua anak itu.
Dia menegaskan bahwa aturan hijab sama sekali tidak bertujuan untuk mendiskriminasi atau menekan kebebasan bagi perempuan Iran. Masoumeh juga mengatakan perlunya ada dialog dengan kaum muda Iran untuk memberikan pengertian mengenai konsep aturan berpakaian dan hijab itu sendiri.
“Kami percaya tidak boleh ada perilaku intoleransi terhadap wanita dan kita harus berdialog dengan generasi muda kita tentang masalah ini untuk membantu generasi muda kita memahami konsep hijab dan kemudian juga bekerja sama demi memastikan kita memiliki masyarakat yang sehat dan hubungan yang sehat antara pria dan wanita.”
(Rahman Asmardika)