Kehamilan ini mulanya diketahui oleh pihak sekolah ketika memeriksakan kondisi kesehatan bunga (bukan nama sebenarnya) ke puskesmas, lantaran kondisinya tampak kurang sehat.
Petugas kemudian menyatakan bahwa bunga hamil. Pihak sekolah lalu melaporkan hal ini kepada keluarga. Setelah dilakukan pendekatan, akhirnya perempuan malang tersebut mengakui siapa yang menebar benih di perutnya, yakni kekasihnya sendiri yang masih duduk di bangku SD.
Orangtua kedua belah pihak bersepakat menempuh jalan kekeluargaan dan hendak menikahkan anaknya yang telah kadung mengandung. Namun, Kantor Urusan Agama (KUA) setempat tidak memberikan izin pernikahan lantaran sejoli tersebut masih di bawah umur.
Karena ditolak KUA, orangtua kedua belah pihak kini tengah berproses meminta dispensi pernikahan pada Pengadilan Agama (PA) setempat.
(Arief Setyadi )