TEHERAN – Kepala Staf Presiden Iran mengungkapkan bahwa Teheran telah menolak delapan permintaan dari Pemerintahan Presiden Donald Trump untuk bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani.
Pertemuan antara Trump dengan Rouhani mungkin sudah terjadi di sela pertemuan Majelis Umum PBB September tahun lalu, jika pihak Iran bersedia. Dalam rapat kabinet Iran pada Rabu, Kepala Staf Kepresidenan Iran, Mahmoud Vaezi mengatakan bahwa Washington telah delapan kali meminta dilakukannya pertemuan antara dua pemimpin negara yang berseteru itu, namun Teheran selalu menolaknya.
BACA JUGA: Keras! Ini Reaksi Iran Terhadap Pidato Trump di Sidang Umum PBB
"Selama kunjungan terakhir Rouhani ke New York untuk sidang Majelis Umum PBB, Trump meminta delegasi Iran delapan kali untuk bertemu dengan presiden," kata Vaezi seperti dikutip kantor berita Mehr.
Jika pernyataan dari Vaezi benar, maka hal ini menunjukkan besarnya rasa permusuhan Iran terhadap Trump. Di bawah pimpinan Trump, Amerika Serikat (AS) telah menarik diri dari kesepakatan nuklir yang ditandatangani Iran dan enam kekuatan dunia, termasuk AS, pada 2015 dan kembali menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Teheran.
AS bahkan berusaha melobi dan membujuk sekutu-sekutunya, termasuk yang juga berperan sebagai penandatangan kesepakatan nuklir dengan Iran, untuk memutuskan semua hubungan bisnis dengan Negeri Para Mullah.
Profesor Ilmu Politik Universitas Teheran, Hamed Mousavi mengatakan, dengan rekam jejak AS di bawah Pemerintahan Trump, Iran tidak punya alasan untuk melakukan negosiasi dengan Washington.