"Inilah momen yang menentukan dalam sejarah Zionisme dan sejarah negara Israel," kata PM Netanyahu kepada Knesset.
Ketua Urusan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini juga menyatakan keprihatinannya pekan lalu, dengan mengatakan UU itu akan membuat rumit solusi dua-negara bagi penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Turki dan Israel, bekas sekutu, mengusir masing-masing diplomat tinggi pada Mei dalam pertikaian mengenai bentrok-bentrok yang puluhan orang Palestina tewas akibat serangan pasukan Israel di perbatasan Gaza. Namun kedua pihak melanjutkan perdagangan satu sama lain.
Sudah sejak lama kedua negara itu berselisih atas kebijakan Israel terhadap orang palestina dan status Yerusalem. Erdogan menyerukan pertemuan puncak pemimpin Muslim dua kali dalam enam bulan terakhir setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
(Rachmat Fahzry)