Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pembuat Peta dan Buku Perjalanan Abad 15 yang Membantu Kita Memahami Dunia

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Rabu, 05 September 2018 |11:01 WIB
Kisah Pembuat Peta dan Buku Perjalanan Abad 15 yang Membantu Kita Memahami Dunia
Foto: Rossi Thomson/Biblioteca Civica Bertoliana-Vicenza.
A
A
A

SEPERTI cahaya terang dalam kabut tebal, buku panduan perjalanan dan peta tua menjadi pegangan para navigator, penjelajah, musafir dan para ilmuwan di abad ke-15 dan ke-16 bergerak selangkah demi selangkah, memetakan dunia dan memungkinkan kita menggunakan jari kita untuk menggunakannya sekarang.

Melihat aplikasi navigasi di telepon pintar yang memudahkan kita bergerak cepat dari titik A ke titik B sudah seperti kebiasaan baru kita sekarang. Sekarang, ibaratnya, dunia sudah masuk dalam saku kita.

Namun sangat mencengangkan melihat bagaimana beberapa abad lalu, ketika pengetahuan tentang geografi masih belum sepenuhnya dipetakan, dan keyakinan agama dan ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui masih kuat berakar, sementara sains masih berkembang di tahap awal.

"Coba lihat ini," ujar Mattea Gazzola seraya menunjuk planisfero (peta dunia berbentuk bulat atau planisfer) yang berusia 570 tahun di depan kami, dengan lengan yang dibungkus sarung tangan.

"Di sebelah timur adalah Firdaus yang digambarkan sebagai kota bertembok yang dihiasi dengan menara-menara. Di selatan adalah padang pasir yang panasnya tak tertahankan, dan di utara terhampar padang pasir yang tidak berpenghuni karena sangat dingin. Dan di pusat dunia terletak Yerusalem."

Peta dunia buatan tahun 1448 yang dilukis di atas perkamen (kulit binatang) oleh kartografer Venesia, Giovanni Leardo, sangatlah indah dan menakjubkan.

Menggabungkan model geosentris Ptolomeus (gagasannya bahwa Bumi adalah pusat Tata Surya), keyakinan Kristen, simbol-simbol pagan, teori geografis Arab, dan formula ilmiah, peta itu menampilkan benua-benua menurut pengetahuan orang-orang Eropa saat itu, yang dikelilingi samudera nan luas.

Enam lingkaran konsentris yang digambar mengelilingi dunia dan diisi dengan angka-angka dan huruf-huruf kecil dan rapi, yang memungkinkan pengguna memperhitungkan kapan Paskah tiba, penanggalan di tahun itu serta perubahan dan perkembangan Bulan.

Kata 'planisfero' kata Italia yang berasal dari bahasa Latin planus (datar) dan sphaera (bulat), dan hanya ada tiga peta dunia termasyhur yang digambar dengan tangan dan ditandatangani oleh Leardo.

Yang tertua (1442) disimpan di Biblioteca Cumunale di Verona; adapun yang terbaru (1452) disimpan oleh American Geographical Society Library; dan ada peta di antara keduanya (1448) yang menjadi koleksi kebanggaan Biblioteca Civica Bertoliana di Vicenza, kota kecil di Italia, yang terjepit di antara Venesia dan Verona.

Disimpan di bekas biara Somascan, arsip di Biblioteca Civica Bertoliana berisi ribuan buku dan manuskrip langka. Jika dibariskan, mereka akan membentang lebih dari 19 kilometer.

Selama berabad-abad, buku-buku tersebut didonasikan untuk disimpan di perpustakaan oleh keluarga-keluarga bangsawan kaya di Vicenza, sebuah kota yang terkenal dengan warisan arsitektur, perdagangan sutera dan perhiasan yang bersejarah, serta kesetiaan mereka kepada Republik Venesia selama masa kejayaan maritimnya.

Dan sekarang, sebagian buku-buku dan manuskrip paling berharga dan menakjubkan itu tergeletak di atas meja lebar yang kuno di depan saya, di ruangan arsip perpustakaan yang berdebu.

Sebenarnya panduan perjalanan, buku-buku dan peta-peta ini digunakan oleh para pelaut, akademisi dan musafir di abad ke-15 dan ke-16 untuk berlayar dan mengeksplorasi dunia.

Sambil membolak-balik benda bersejarah itu, Gazzola - pengarsip perpustakaan- mengisahkan sebuah kisah.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement